G
N
I
D
A
O
L

Pembiasaan Berkrama Inggil Setiap Kamis

Setiap Kamis, SDN Kanyoran 2 menggelar program istimewa yang disebut “Dinten Jawi,” sebuah inisiatif yang mengeksplorasi dan merayakan kekayaan budaya Jawa. Dalam program ini, peserta didik diberdayakan untuk mengenakan seragam lurik khas Jawa sebagai bagian dari upaya memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya mereka. Selain itu, pembiasaan berkrama inggil menjadi poin kunci dalam mengembangkan rasa hormat dan sopan santun di antara siswa.

Kembali ke Akar Budaya: Seragam Lurik Khas Jawa

Setiap Kamis, koridor dan ruang kelas SDN Kanyoran 2 dihiasi warna-warni seragam lurik khas Jawa. Para siswa dari berbagai tingkatan kelas mengenakan seragam ini dengan bangga. Seragam lurik, dengan pola tradisional khas Jawa, bukan hanya pakaian, melainkan simbol dari kebanggaan dan kecintaan terhadap warisan budaya leluhur.

Pembiasaan Berkrama Inggil: Membentuk Sopan Santun Anak

Salah satu aspek yang membuat Dinten Jawi istimewa adalah pembiasaan berkrama inggil. Berkrama inggil merupakan tradisi Jawa yang mengajarkan tata krama dan sopan santun dalam berbicara dan berperilaku. Siswa-siswa SDN Kanyoran 2 diajak untuk menggunakan bahasa yang sopan dan menghormati guru serta teman sejawat. Hal ini tidak hanya mengasah keterampilan komunikasi, tetapi juga membentuk kepribadian yang ramah dan santun.

Aktivitas Dinten Jawi: Menjelajahi Kearifan Lokal

Dalam rangka menggali kekayaan budaya Jawa, setiap Dinten Jawi diisi dengan berbagai aktivitas. Mulai dari pembacaan puisi-puisi Jawa, permainan tradisional, hingga pertunjukan seni lokal. Guru dan staf sekolah berkolaborasi untuk memberikan pengalaman edukatif dan menghibur yang menggali nilai-nilai budaya.

Manfaat Program Dinten Jawi

  1. Penguatan Identitas Budaya: Dinten Jawi membantu siswa menghargai dan memahami identitas budaya mereka. Seragam lurik dan pembiasaan berkrama inggil menjadi media nyata untuk mengenalkan kekayaan tradisi Jawa.
  2. Pembentukan Karakter: Melalui aktivitas Dinten Jawi, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan budaya, tetapi juga membangun karakter positif seperti rasa bangga, rasa hormat, dan sikap sopan santun.
  3. Keterlibatan Orang Tua: Program ini juga melibatkan orang tua siswa dalam kegiatan seperti demonstrasi pembuatan krama inggil atau tur budaya. Ini menciptakan kolaborasi yang positif antara sekolah dan orang tua dalam mendukung pendidikan karakter anak.

Tanggapan Positif dari Masyarakat

Dinten Jawi di SDN Kanyoran 2 mendapatkan respon positif dari masyarakat. Orang tua merasa bangga melihat anak-anak mereka mempertahankan dan mencintai warisan budaya lokal. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi jembatan untuk melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian budaya Jawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *